Sakit adalah suatu hal yang lazim terjadi pada semua orang, bahkan Nabipun tidak lepas dari kejaran sakit. sebuah sunnatullah yang berlaku atas setiap umat manusia, selama manusia itu masih mengalami hidup. Berbagai macam manusia menyikapi sakit dengan berbeda-beda, tergantung pada tingkat ketaqwaan dan keimanan seseorang kepada Allah SWT. Sebagian orang ada yang mengeluh dan memprotes kebijakan Allah ketika ia terserang penyakit. Merasa bahwa Allah tidak sayang lagi sama dia, menyiksa dia dan bermacam keluhan lainnya. Padahal Allah berfirman dalam hadits Qudsi : Barangsiapa dia tidak sabar akan bala'ku, tidak syukur atas nikmatku dan tidak ridho atas kebijaksanaanku, silahkan ia keluar dari bawah langitku dan cari tuhan selain Aku..
Ada juga yang menyikapi sakit sebagai sebuah rahmat dari Allah SWT, kasih sayang yang luar biasa yang dikucurkan oleh Allah kepada Hambanya yang betlumur dosa. Karena dalam beberapa hadits Rasulullah menyampaikan bahwa sakit dapat menghapuskan dosa seseorang, apabila orang tersebut ridho dan sabar menjalaninya tanpa mengeluh sedikitpun.
Bila sakit merupakan penebus dosa maka alangkah nikmatnya sebenarnya sakit itu. karena apabila seseorang sedang sakit berarti ia sedang dikasihi Allah sebab dosanya hendak dikurangi olehNya. Bahkan Asy Syeikh Abdul Qadir Al Jilaniy dalam kitab Mafatihul Ghoibnya menukil sabda Nabi SAW mengatakan bahwa sakit demam sehari bisa menghapuskan dosa satu tahun...subhaanallah..
Ada juga yang menyikapi sakit sebagai sebuah hukum sebab akibat saja, tanpa mengaitkannya sedikitpun dengan rahmat dan maghfiroh Allah. Seseorang tertimpa sakit disebabkan dia melanggar ketentuan sunnatullah, misalnya orang sakit maag karena telat makan, orang sakit paru-paru karena merokok dan sebagainya.
sebagai mukmin yang baik, kita mestinya bersikap bahwa pada dasarnya Allah memang telah menetapkan hukum sebab akibat akan tetapi apabila kita sudah terkena hukum sebab akibat tersebut maka yang kita lakukan adalah sabar dan ridho disertai ikhtiyar, dengan demikian ia akan mendapat rahmat dan maghfiroh dari Allah.
Kita harus menyikapi sakit sebagai rahmat disatu sisi, dan sebagai teguran atas segala kekhilafan baik dhohir maupun bathin disisi lain.
DENGAN DEMIKIAN PENGHARAPAN AKAN RAHMAT DAN MAGHFIROH AKAN BERJALAN SELARAS DENGAN INTROSPEKSI DIRI AKAN SEGALA DOSA.
Wallahu A'lam
Kamis, 17 April 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar