Assalamualikum...

Dengan memanjatkan puji Alhamdulillah, saya manusia yang dhoif ini bisa ikut berpartisipasi dalam menambah hiruk dunia maya. Niat saya adalah semata-mata ingin berdakwah, menyeru manusia agar kembali kejalan Allah. menegakkan yang haq dan menumpas yang bathil. Saya mohon kritik dan saran dari pembaca, demi tercapainya tujuan tersebut. Semoga Allah melimpahkan Rahmat Nya dan Maghfirah Nya kepada kita semua. Aamiin

Selasa, 11 Maret 2008

BIRRUL WALIDAIN

MENGAPA KITA HARUS BERBAKTI KEPADA ORANG TUA?

BY : AHMAD AR RIFA’I BIN MASFURI ASSYAFI’I

23. Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia[850].( QS.Al Israa, 23)

Dalam tafsir Imam Qurthubi dinyatakan bahwa kata Qodho itu artinya memerintahkan, mengharuskan dan mewajibkan

Ibnu Abbas, Hasan dan Qotadah berkata :” Qodho di sini bukan berarti qodho yang berarti memutuskan suatu perkara, melainkan qodho yang berarti memerintahkan suatu perkara. Mereka kemudian berkata: ” (Dalam ayat tersebut) Allah telah memerintahkan kita untuk beribadah kepadaNya dan mentauhidkanNya, selanjutnya Allah telah menjadikan perbuatan berbakti kepada kedua orang tua sebagai kewajiban yang berkaitan dengan hal itu, sebagaimana Dia juga mengaitkan antara syukur kepada orang tua dengan syukur kepadaNya.

Diriwayatkan dalam Shahih Bukhori bahwa Abdullah berkata: “Aku pernah bertanya kepada Nabi SAW: Amal perbuatan apa yang paling dicintai oleh Allah?

Nabi SAW menjawab: Shalat tepat pada waktunya.

Aku bertanya : Kemudian apalagi ?

Nabi menjawab : Berbakti kepada kedua orang tua.

Aku bertanya : Lalu apalagi ?

Nabi menjawab : Jihad dijalan Allah.

Rasulullah telah menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua termasuk amal perbuatan yang paling utama disisi Allah, yang kedudukannya berada di bawah kedudukan shalat lima waktu yang merupakan tiang agama yang paling besar.

Banyak ayat di dalam Al Qur’an yang mengaitkan perintah untuk beribadah kepada Allah dengan berbakti kepada orang tua dengan cara memperlakukan mereka berdua dengan baik dan sempurna. Hal ini disebabkan karena kedudukan mereka berdua di bawah kedudukan Allah yang merupakan sebab hakiki (yang sesungguhnya) dari keberadaan manusia dimuka bumi. Adapun mereka merupakan sebab dhahir dari keberadan anak-anak, dimana mereka berdua mendidik nya dalam suasana yang penuh cinta kasih serta lebih mengutamakan kepentingan anak dibanding dengan kepentingan mereka berdua.

Demikianlah, Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayatnya tentang factor yang menyebabkan kita harus berbakti kepada keduanya. Allah telah menyebutkan aspek pendidikan yang dilakukan orang tua itu secara khusus dengan maksud agar hamba mau mengingat kasih sayang kedua orang tua kepadanya dan merasakan rasa letih yang dirasakan oleh keduanya dalam mendidik anaknya.

Tidak diragukan lagi bahwa mendidik anak merupakan sebuah tanggung jawab yang sangat berat dan pekerjaan yang sangat melelahkan. Tanggung jawab ini dimulai dari masa kehamilan, melewati masa menyusui, dan diakhiri dengan masa pembentukan kepribadian dan pemberian perhatian kepada anak. Berapa banyak ibu yang merasakan badannya letih dan uratnya sakit dan bebannya terasa semakin berat akibat proses kehamilan. Allah berfirman:

“Ibunya telah mengandung dengan susah payah dan melahirkannya dengan susuah payah pula.” (QS.Al Ahqaaf ,15)

Berapa banyak ibu yang merasakan letih akibat lamanya menyusui. Allah berfirman: “Dan menyapihnya dalam dua tahun.”

Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika Allah menjadikan syukur kepada orang tua dengan cara yang telah disebutkan dalam Al Qur’an sebagai salah satu perwujudan rasa syukur kepada Allah

Syukur kepada orang tua merupakan upaya untuk menghadapkan diri kepada Allah melalui sebuah ibadah agung yang bernama “berbakti kepada orang tua”. Hal itu bertujuan agar orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dapat memperoleh keberuntungan di sisi Tuhannya, Sang Raja dan Dzat yang telah menciptakannya, yaitu keberuntungan berupa tempat kembali yang diharapkan, akhir yang diharapkan, yang digambarkan oleh Allah –Dialah Dzat yang paling mulia- sebagai anugerah yang tidak pernah disangka-sangka, balasan yang tak terbatas, dan timbangan amal kebajikan yang sempurna. Oleh karena itulah, penutup dari perintah Tuhan yang mulia yang terdapat pada firman-Nya:

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang tuamu” adalah firman-Nya: “hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Maksudnya, Allah akan memberikan balasan kepadamu atas perbuatanmu itu dengan balasan yang paling sempurna.

Oleh karena itu, tidak ada unsur kezhaliman sedikitpun terhadap anak-anak bila mereka dibebani kewajiban berbakti kepada orang tua, sebab pada hakikatnya tidak ada kesamaan antara kedua belah pihak itu. Sungguh, terdapat perbedaan yang sangat jauh antara sosok orang tua dengan anaknya. Meskipun seorang anak termasuk anak yang baik sehingga ia akan berbakti dan tidak durhaka kepada kedua orang tuanya., ia hanya menganggap bahwa masalah berbakti kepada kedua orang tua merupakan suatu kewajiban. Maksudnya, jika tuntutan untuk bersikap baik kepada keduanya itu dikategorikan sebagai tuntutan yang boleh dilakukan dan boleh ditinggalkan, niscaya ia tidak akan melaksanakan tuntutan tersebut secara sempurna, lalu ia pun akan mencari berbagai macam alas an untuk sikap yang diambilnya itu dan akan menjadikan alas an-alasan tersebut untuk melalaikan hak kedua orang tuanya. Benar, dan sungguh tidak ada dalil yang lebih kuat dan lebih jelas dalam menunjukkan hal itu, selain adanya perbedaan antara pelayanan yang diberikan oleh kedua orang tua (kepada anak-anaknya) dengan pelayanan yang diberikan oleh anak-anak ( kepada orang tuanya).

Pelayanan yang diberikan oleh kedua orang tua telah dimulai sejak saat-saat pertama dari kehidupan sang anak, saat anak akan mendapatkan perhatian yang luar biasa dan pemeliharaan yang sempurna dari kedua orang tuanya, sehingga kedua orang tuanya sering kali begadang dan merasakan kelelahan . namun demikian, hati mereka diliputi perasaan bahagia, senang dan gembira ketika anaknya berada dalam keadaan sehat dan bugar, serta tidak menderita satu penyakit atau kelemahan pun.

Ketika sang anak terserang suatu penyakit, kedua orang tuanya akan merasakan sedih karena mereka mengkhawatirkan kondisi anaknya. Bahkan boleh jadi mereka akan menginginkan agar penyakit itu menimpa mereka berdua dengan harapan agar anaknya tetap selamat dan sehat. Ketika sang anak dihadapkan pada suatu kondisi yang bias membuatnya binasa dan meninggal, maka bagi mereka berdua, segala sesuatu yang mahal dan berharga menjadi barang murah dan tak bernilai. Semua itu juga karena mereka berharap agar si anak tetap sehat dan panjang umur. Adapun pelayanan yang diberikan anak kepada kedua orang tuanya adalah dimulai ketika kedua orang tua telah menginjak usia senja, sementara sang anak telah menjadi seorang pemuda.

Dalam hal ini, sekalipun seorang anak termasuk anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, tetapi ia selalu mengingnkanadanya keringanan untuk kedua orang tuanya benar, ia menginginkan adanya keringanan! Akan tetapi, keringan itu bukanlah keringanh biasa, melainkan keringan jenis lain, yaitu keringanan berupa meninggalnya mereka berdua, terlebih jika mereka terbebani oleh suatu penyakit atau jika masalah pemberian nafkah kepada kedua orang tuanya itu telah membebani dirinya saat dia telah tua. Bahkan mungkin dia akan berdo’a dan berharap dengan nada mendesak kepada Allah aga kedua orang tuanya meninggal dunia.

Ingatlah, alangkah jauhnya perbedaan antara kedua belah pihak itu, dan alangkah jelasnya perbedaan antara makna “ pelayanan (pengabdian) orang tua kepada anak-anaknya” dan “pelayanan (pengabdian) seorang anak kepada orang tuanya.

Ya Allah, kami memohon maaf-Mu. Ya Allah, kami memohon perlindungan-Mu. Ya Allah kami memohon ampunan-Mu.

Mengenai kedua orang tua, tidak diragukan lagi bahwa kewajiban untuk memelihara,menafkahi, dan memperhatikan anaknya merupakan suatu hal yang telah mendarah daging dalam diri mereka. Namun demikian, perbedaan antara sosok mereka dengan sosok seorang anak adalah bahwa seandainya kewajiban untuk berbuat baik kepada anak mereka itu dijadikan sebagai suatu tuntutan yang boleh dilakukan dan boleh pula ditinggalkan, niscaya mereka tidak akan melakukan kekurangan sedikit pun dalam melaksanakan tuntutan tersebut dan mereka tidak akan lemah dalam melakukan pengorbanan untuk sang anak. Lalu, mereka pun akan selalu memberikan pemeliharaan yang terbaik, perhatian yang besar,kelembutan yang terindah dan kasih sayang yang luas kepada anak mereka.

Hal itu adalah karena Allah telah menciptakan seorang anak sebagai bagian ynag telah tercampur oleh daging, darah, dan juga gen-gen kedua orang tuanya.

Dengan sikap seperti itulah mereka akan menanggung segala keperluan anaknya,mereka memelihara serta merawat anaknya dengan penuh kasih sayang.

Sebuah pengorbanan yang tiada tara yang dilakukan kedua orang tua kita kepada kita. Lalu apakah kita sudah membalas semua kebaikan mereka?. Seorang pujangga mengatakan kepada kita bahwa setetes air susu ibu yang diberikan kepada kita takkan pernah terbalaskan oleh pengabdian kita seumur hidup.

Dahulu kala ada seorang tabiin yang menggendong ibunya dari syam menuju ka’bah dan melakukan thawaf sambil terus menggendong ibunya. Lalu beliau bertanya kepada Ibnu Mas’ud, apakah perbuatannya itu sudah bisa dikatakan membalas budi kepada orang tuanya?. Ibnu Mas’ud menjawab, walaupun engkau menggendong ibumu sepanjang umurmu maka hal itu belum sebanding dengan payahnya ibumu ketika mengandungmu.

Menyadari akan hal itu pantaskah kita berani kepada kedua orang tua kita? Dan lebih mementingkan diri kita dibanding dengan kepentingan mereka?.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang senantiasa berbakti kepada orang tua kita pada saat mereka masih hidup atau ketika mereka sudah meninggal dunia. Amin ya Rabbal alamin.

Tidak ada komentar: